ARTIKEL AKIDAH AKHLAK TENTANG BANJIR



NAMA : NOFRA DILLA

Palembang diguyur hujan dengan intensitas tinggi, mengakibatkan genangan air atau banjir terjadi di berbagai wilayah kota Palembang. Suasana Hari raya Idul Adha ini seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk bersilahturahmi kepada sanak saudara.
Seperti yang dilansir Palembang, sejumlah warga yang saling berkunjung “sanjo” lebaran terkurung banjir di rumah. Seperti yang dialami Ripin dan istrinya Icha tidak bisa pulang saat berkunjung ke rumah keluarganya di Jalan Perikanan 1 Rt.07 Kelurahan Talang Aman Kecamatan Kemuning Palembang. Air masuk hingga ke dalam rumah sekitar 30 centimeter. Warga pun terlihat sibuk menaikkan segala perabotan ke tempat yang lebih tinggi lagi agar tak terendam oleh air.
Upaya penanggulangan masalah banjir di Palembang, Sumatera Selatan, belum bisa berjalan optimal sesuai yang diharapkan akibat masih terkendala dengan pembangunan kolam retensi. Kolam retensi yang diharapkan sebagai salah satu tempat penampungan air pada saat curah hujan tinggi dan sebagai cara mengurangi banjir, belum bisa dikembangkan akibat sejumlah hambatan termasuk terkait upaya pembebasan lahan.
Dinas PU Pengairan Sumatera Selatan mengaku telah memiliki perencanaan untuk meminimalisir dampak banjir di Palembang dengan membangun kolam retensi di sejumlah titik rawan banjir seperti dikawasan Sekip Bendung dan Simpang Bandara. Selain itu ada beberapa titik lainnya juga sedang dalam kajian.
Kasubag Program dan Perencanaan Dinas PU Pengairan Sumatera Selatan, Hendri Wijaya, mengatakan agar efektif lokasi pembangunan kolam retensi harus ditempatkan di sekitar daerah rawan banjir. Namun, karena lokasi banjir berada di tengah pemukiman padat penduduk, masalah ganti rugi lahan selalu menjadi masalah karena tingginya biaya pembebasan lahan.
“Untuk daerah pemukiman belum bisa kita lakukan pembangunannya karena biaya pembebasannya terlalu tinggi. Selain itu juga butuh waktu untuk merubah pola pikir masyarakat untuk membuat mereka mengerti pentingnya kolam retensi untuk pengendalian masalah banjir,”
Menurut Hendri, karena masalah pembebasan lahan, realisasi pembangunan kolam retensi seperti Sekip Bendung yang seharusnya dimulai sejak tahun 2013 belum dapat dilalukan sampai dengan saat ini. “Tidak mudah melalukan negosiasi dengan warga. Mereka bahkan merasa lebih baik selalu menghadapi banjir tiap tahun daripada harus menyerahkan lahannya. Tapi kita terus lakukan upaya pendekatan,” tukas Hendri.
Lebih lanjut ia menambahkan tidak hanya masalah pembebasan lahan, penanggulangan masalah banjir juga terkendala minimnya kawasan resapan air, penyempitan dan penyumbatan saluran air yang dalam penanganan masalahnya membutuhkan koordinasi dengan pihak terkait. “Kami juga melakukan koordinasi dengan pemerintah kota sebagai pemilik wilayah, dengan harapan upaya penanggulangan bisa dilaksanakan secara bersamaan,” pungkasnya. (adi)
Wakil Gubernur Sumatera Selatan Ishak Mekki meminta agar semua dinas dan pihak yang terlibat dengan penanganan bencana agar memaksimalkan penanganan terhadap daerah yang mengalami banjir dan longsor. Ia mengatakan terkait dengan cuaca ekstrim seperti yang terjadi saat ini, pemerintah terus akan berkoordinasi dengan pihak dinas Pekerjaan Umum (PU) dan pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta Dinas Sosial Sumsel terkait upaya yang harus dilakukan terhadap daerah bencana.
Menurutnya, upaya penanggulangan jika terjadi bencana tentu harus dipersiapkan secara baik, seperti pemetaan klasifikasi daerah rawan banjir dan daerah yang rawan longsor akibat curah hujan tinggi sejak sebulan terakhir. “Pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel dan Dinas PU harus segera bertindak jika terjadi bencana alam, baik di daerah rawan longsor maupun banjir,” katanya di sela Rapat Koordinasi Satpol PP di ruang Bina Praja Pemprov Sumsel.
Dijelaskan Ishak Mekki, hingga saat ini berdasarkan data yang ada, daerah rawan longsor yakni Kabupaten Empat Lawang, Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat dan kabupaten OKU Selatan. Sedangkan daerah rawan banjir yakni Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Kabupaten Musi Banyuasin, Banyuasin, Muara Enim, Ogan Ilir hingga Kota Palembang.
Air bah yang menggenangi rumah warga menewaskan seorang bocah laki-laki, FS (4). Meskipun hujan sudah reda, sebagian besar permukiman di kawasan Sekojo, Kelurahan 2 Ilir Kecamatan Ilir Timur 2 Palembang tergenang air bah. Pada Selasa (13/9/2016) siang, orangtua FS mencari keberadaan anaknya yang mendadak hilang. Karena tak kunjung ditemukan, orangtua FS akhirnya melaporkan kehilangan anaknya ke pihak kepolisian dan warga sekitar. Semua mencari di seputaran dekat rumahnya. Sekitar pukul 17.00 WIB, tubuh FS ditemukan mengambang di dekat drainase rumahnya sendiri dalam kondisi tak bernyawa." Para warga langsung mengevakuasi korban dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat. Karena sudah meninggal, akhirnya korban dibawa ke rumah duka dan Kamis siang langsung dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kandang Kawat, Kecamatan Ilir Timur 2 Palembang.
“Untuk Muara Enim Kita Sudah Minta agar segera ditanggulangi karena banyak rumah warga yang terendam dan tidak bisa beraktifitas akibat terendam banjir, begitu juga daerah rawan longsor” jelasnya.
Lebih lanjut wagub juga menyebutkan hingga hari ini jika melihat kondisi curah hujan masih cukup tinggi terutama di daerah hulu sungai musi, daerah yang masih menjadi perhatian khusus karena rawan banjir adalah Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Musi Banyuasin dan Banyuasin. Selain itu daerah rawan longsor juga jadi perhatian. Curah hujan yang tinggi sejak akhir pekan lalu mengakibatkan beberapa daerah di Sumatera Selatan (Sumsel) dilanda banjir. Banjir di antaranya melanda beberapa desa di Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Banyuasin.

Di Muara Enim, hujan yang turun sejak akhir pekan lalu sampai Ahad (8/12) telah merendam rumah warga di sembilan desa. Di antaranya banjir dengan ketinggian 50 cm – 1 meter merendam rumah warga pada empat desa di Kecamatan Ujanmas, yaitu Desa Ujanmas Lama,  Desa Pinang Belarik, Desa Guci dan Desa Ulak Bandung. Banjir juga menenggelamkan lahan perkebunan dan sawah warga.




Menganalisis masalah banjir dalam akidah akhlak
          Masalah yang terjadi di daerah Palembang (Sumsel) berarti kita meyakini iman kepada Allah SWT,  bahwa Allah telah menguji warga palembang dengan terjadinya “Banjir” yang mengakibatkan rumah, jalan,dan lahan perkebunan semuanya terendam air. Allah SWT telah menguji kesabaran dan ketabahan warga palembang terhadap masalah banjir yang cukup tinggi dan juga dapat mengakibatkan seorang anak meninggal karna banjir yang tinggi mencapai dada orang dewasa.
          Sebagai orang muslim kita juga harus percaya beriman kepada Allah SWT karna allah lah yang telah menciptakan seluruh yang ada di bumi dan di langit, dan allah juga yang akan menghancurkan semua yang ada di bumi dan di langit. Dan kita juga harus bisa menjaga apa yang telah di berikan oleh allah kepada kita, seperti warga palembang harusnya bisa menjaga kebersihan yang ada di lingkungan dan membuat limbah atau selokan ketika hujan air akan mengalir dan tidak menimbulkan banjir. Perintah Allah kepada manusia untuk menjaga bumi ini adalah hal yang sangat penting.
          Ketika kita mendapat  musibah kita juga tidak lupa untuk selalu beribadah kepada Allah SWT karna dia yang menciptakan ini semua dia juga yang akan menolong dan mengakhiri ini semua. Dari bencana alam banjir ini sama juga dengan kiamat kecil (sugro) kita juga harus percaya bahwa akan ada hari kiamat. Dengan adanya banjir telah di buktikan adanya hari kiamat tetapi bencana banjir ini di sebut kiamat kecil.
             Banjir di sebut kiamat kecil karna apa yang ada di bumi tidak semuanya habis dan hancur hanya sebagian yang mengalami bencana banjir tersebut yaitu yang ada di daerah palembang saat ini. Kita yang tidak mengalami musibah seperti saudara kita yang ada di palembang sebaiknya turut prihatin atas apa yang menimpa mereka dan juga bisa menolong yang semampu kita saja dan juga berdo’a supaya mereka tetap sehat dan tidak ada korban yang tewas akibat banjir.
          Karna terjadinya banjir banyak kerugian yang di alami manusia, dengan adanya banjir menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi manusia disaat kita sadar bahwa di dunia ini tak ada yang abadi dari apa yang kita miliki selain kebaikan yang menjadi bekal kita, tak ada yang menjadi hak kita sepenuhnya.
          Terutama bagi warga palembang juga selalu beribadah kepada Allah SWT walaupun sedang mengalami musibah dan mohon pertolongan dari Allah juga karna hanya Allah lah yang bisa menolong kita dalam hal apa pun, dan tidak lupa untuk memohon ampun kepadanya karna perbuatan kita jugalah musibah ini terjadi, dan terjadinya musibah ini sebaiknya kita mencoba lagi untuk selalu berbuat kebaikan,jauhi kesyirikan dan dosa-dosa. Jika saudara-saudara kita menjadi korban dari bencana ini semoga Allah memasukkannya ke dalam golongan orang-orang yang mati syahid,  jadi apa yang pernah menjadi milik kita dan telah hilang sebaiknya kita mengikhlaskannya.
          Dalam setiap sisi kehidupan terdapat makna disana, makna baik ataupun makna yang bisa di takdirkan buruk dengan menyangkut pautkan dengan ketidakadilan sang maha pencipta. Tapi percayalah apa yang terjadi pada diri manusia itulah yang terbaik atau mungkin itulah akibat yang harus di tanggung manusia sebagai balasan dari perbuatannya. 
          Jadi sebagai seorang muslim kita juga tidak boleh sombong dengan apa yang kita miliki di dunia ini karna tidak ada yang kita miliki selain kebaikan dan amal perbuatan kita di dunia ini. Dan kita juga tidak lupa untuk selalu melakukan perintah Allah SWT dengan beribadah, berdo’a dan menjaga apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita dan selalu bersyukur atas nikmat yang telah diberikannya.
         






Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng