NAMA : Titin Prihatini
Teknologi
adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Penggunaan
teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam menjadi
alat-alat sederhana. Penemuan prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah
menaikkan ketersediaan sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah
membantu manusia dalam perjalanan dan telah memperkecil hambatan fisik terhadap
komunikasi dan memungkinkan manusia untuk berinteraksi secara bebas
dalam skala global.
Di zaman modern ini, perkembangan teknologi berkembang dengan pesat. Termasuk diantaranya mesin cetak, telepon, kamera dan Internet. Mobilitas manusia
yang tinggi dan cepat menyebabkan pesatnya perkembangan teknologi. Salah satu
akibat yang sangat fenomenal dari perkembangan teknologi ini yaitu maraknya selfie dimana-mana.
Selfie sudah menjadi fenomena sosial seiring popularitas
media sosial dan kecanggihan perangkat gadget (handphone, smartphone) atau
laptop/nebook yang dilengkapi kamera. Pengertian
Selfie itu sendiri singkatan dari “self
potrait” yang artinya foto hasil memotret diri sendiri. Sejumlah literatur
online menyebutkan, tahun 2013 secara resmi kata selfie masuk kedalam Oxford
English Dictionary.
“Selfie adalah salah satu revolusi bagaimana seorang
manusia ingin diakui oleh orang lain dengan memajang atau sengaja memamerkan
foto tersebut ke jejaring sosial atau media lainnya,” ujar Dr Mariann Hardey,
seorang pengajar di Durham University dengan spesialisasi digital social media,
seperti dikutip Guardian (14/07).
Saat ini, self-portrait photograph atau yang lebih dikenal dengan
kata selfie sedang menjadi trending topic. Selfie ini
mampu menarik penggemarnya dari semua golongan. Tidak hanya di kalangan remaja,
namun di kalangan anak-anak maupun kalangan dewasa. Di Indonesia khususnya, selfie
merupakan hal yang tidak boleh ketinggalan dan wajib diketahui semua orang.
Mengambil gambar diri sendiri maupun bersama banyak orang menjadi ciri khas
foto selfie. Namun, tidak hanya sekedar melakukan selfie di
rumah, para remaja, anak-anak, dan orang dewasa tidak lagi segan melakukan selfi
dimana-mana. Di restoran-restoran, taman-taman, tempat-tempat hiburan,
bahkan di sekolah-sekolah pun para remaja
senang melakukan selfie.
Bagi penggemar selfie dari setiap golongan, mengambil gambar tidak
cukup hanya dilakukan sekali saja, harus dilakukan berkali-kali dan
terus-menerus, kemudian meng-uploadnya ke media sosial. Demam selfie ini
seakan mengubah kegemaran setiap orang saat ini yang cenderung tampil sangat
percaya diri di hadapan kamera.
Demi mendapatkan gambar yang paling bagus dan ingin mendapatkan perhatikan
dengan memperoleh like atau komen yang banyak, berbagai remaja nekad melakukan
hal- hal yang dia anggap baik namun hal tersebut sangat merugikan alam, serta
membahayakan diri, seperti pada tragedy runtuhnya jembatan di hutan lindung
Sumatra yang diakibatkan oleh ulah para penggila selfi. Ratusan orang yang
mengunjungi hutan Bale Jurong, kota Langsa, pemerintahan Aceh harus menelan
kerugian akibat ulah para penggila selfi yang tidak tau aturan, padahal dalam
plakat sebelum memasuki jembatan sudah ada peringatan, namun banyak penggila
selfi yang tidak mengindahkan peringatan tersebut. Selain itu kejadian lain
yang diakibatkan dari para penggila selfi adalah kerusakan taman bunga di Patuk
Jogja yang disebut dengan kerusakan taman bunga Amaryllis, kerusakan yang parah
setelah para penggila selfi selesai melakukan foto- foto bersama, apa yang ada
dalam fikiran para penggila selfi ini sampai bunga yang seharusnya menjadi
tempat wisata indah namun berkat para penggila selfi di kebun bunga ini bunga
yang hanya satu kali dalam setahun berbunga ini harus rusak karena diinjak-
injak. Kejadian lain juga terjadi di taman lampion Kali Urang, Sleman, Jogja
pada malam pergantian tahun 2016. Karena banyaknya para pengunjung di malam
pergantian tahun 2016, membuat taman yang seharusnya indah dilihat mata, namun
berkat para penggila selfi taman tersebut menjadi rusak karena terinjak- injak.
Selain dapat merusak alam, penggila selfie juga bisa membahayakan diri
sendiri. misalnya saja dengan menggunakan gaya selfi maut. Para penggila selfi
ini tidak memikirkan bagaimana bahayanya selfie dengan menggunakan gaya selfie maut ini,
namun demi mendapatkan kepuasan diri, dan like serta komentar yang banyak dari
orang lain serta untuk berbangga diri, para penggemar selfie ini tidak
mempertimbangkan hal- hal yang jelas dapat membahayakan diri sendiri.
Jika kita kaitkan perilaku-perilaku di atas dengan
akidah akhlak, maka perilaku tersebut sangat- sangat tercela, dan perilaku
tercela tersebut sangat dilarang dalam
islam.
(Baginda)
Muhammad SAW melarang gambar ada di dalam rumah dan beliau juga melarang
membuat gambar." Hadits Riwayat Tirmizi Nomor 1749.
Lalu, foto apa saja yang dilarang dalam syariat Islam?
Semua gambar yang dihasilkan dari objek bernyawa dilarang, yaitu manusia,
hewan, termasuk tumbuhan.
Suatu ketika malaikat Jibril ingin masuk ke dalam rumah, tetapi Jibril menyuruh pemilik rumah untuk menyingkirkan kepala patung yang ada di rumah baru ia akan masuk. Hal ini menunjukkan bahwa gambar, foto atau patung bernyawa yang ditandai dengan adanya kepala di dalam rumah dilarang dalam Islam. Hal ini diperkuat dengan hadis yang berbunyi: (Ciri-ciri) gambar adalah terdapat kepala, apabila kepala (gambar) itu dihilangkan, maka bukan lagi dikatakan gambar." (HR Al Baihaqi 7/270)."
Suatu ketika malaikat Jibril ingin masuk ke dalam rumah, tetapi Jibril menyuruh pemilik rumah untuk menyingkirkan kepala patung yang ada di rumah baru ia akan masuk. Hal ini menunjukkan bahwa gambar, foto atau patung bernyawa yang ditandai dengan adanya kepala di dalam rumah dilarang dalam Islam. Hal ini diperkuat dengan hadis yang berbunyi: (Ciri-ciri) gambar adalah terdapat kepala, apabila kepala (gambar) itu dihilangkan, maka bukan lagi dikatakan gambar." (HR Al Baihaqi 7/270)."
Syeh Al Albani mengatakan bahwa
hadits di atas sahih dan tidak diragukan lagi kebenarannya.Berdasarkan hadis
tersebut, sejumlah ulama melarang untuk membuat foto yang identik dengan
gambar, termasuk foto selfie.apalagi vidio selfie biasanya menunjukkan kepala
dimanakategori sebuah lukisan yang dimaksud nabi pada zaman dahulu adalah
meliputi kepala. Dengandasar dan landasan ini, beberapa ulama memberikan fatwa
bahwa foto selfie itu haram.
Mesti begitu, ada juga sejumlah
ulama yang memperbolehkan hukum foto selfie ditinjau dari perspektif islam.
Menurut ulama yang setuju dan memperbolehkan foto selfie adalah bahwa gambar
yang diambil dari alat kamera bukanlah menciptakan hal baru yang menyerupai
makhluk hidup, tetapi gambarnya sendiri yang diabadikan dalam sebuah alat.
Gambar dan foto itu identik, tetapi
tidak sama. Pada zaman nabi gambar adalah melukis dengan mencoba untuk meniru
bentuk aslinya maka, foto pada moment waktu tertentu melalui proses pengambilan
cahaya. Jadi, foto selfie bukan termasuk yang dikatakan dalam hadist, ujar
lismanto. Dengan alasan dari definisi lukisan atau gambar dan foto tersebut,
lismanto mengatakan bahwa foto selfie itu boleh dan tidak haram. Tetapi ada
dampak tersendiri dari foto selfie tersebut, terutama saat diunggah dimedia
sosial dan dilihat banyak orang.
Hardey juga
mengatakan bahwa dengan memamerkan foto-foto selfie tersebut, maka orang yang
bersangkutan ingin terlihat ‘bernilai’, lebih-lebih apabila ada yang berkomentar
bagus tentang foto tersebut. Dengan adanya unsure yang menyangkut ingin terlihatnya memamerkan atau
merasa bangga dengan foto- foto tersebut sehingga ia ingin semua orang di
seluruh dunia tahu dengan apa yang saat ini sedang ia lakukan, dan mengharapkan
orang- orang yang melihatnya akan memujinya hal ini sudah menunjukkan
bahwasanya selfi sudah mengandung unsure riya
dan ujub (mengagumi diri sendiri ). Di dalam islam hal tersebut adalah
perilaku tercela yang tidak boleh untuk dikerjakan, dan sangat dilarang oleh
islam.
Rasulullah Saw
melarang keras seseorang ujub terhadap dirinya.Bahkan, Rasulullah menyebutnya
sebagai dosa besar yang membinasakan pelakunya.
“Tiga dosa pembinasa: sifat pelit yang ditaati, hawa
nafsu yang dituruti, dan ujub seseorang terhadap dirinya” (HR. Thabrani dari Anas bin Malik).
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعَبْدَ التَّقِىَّ الْغَنِىَّ
الْخَفِىَّ
“Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertaqwa, yang
berkecukupan, dan yang tidak menonjolkan diri.”(HR. Muslim
dari Abu Said al-Khudri).
Selfie lalu menyimpan foto untuk dokumentasi pribadi
saja, tanpa dipublikasikan di media sosial, tentu saja tidak akan menimbulkan
masalah, tidak berpotensi menimbulkan sikap riya’ dan ‘ujub.
Namun, jika diekspose di media sosial, jelas “ada maksudnya”.Maksud itulah yang
bisa menurunkan akhlak mulia berupa rendah hati (tawadhu’). bila kita berfoto selfie lalu
mengunggah di media sosial, lalu berharap di-komen, di-like, di-view, dan
lainnya bahkan kita merasa senang ketika mendapatkan apresiasi, lalu ber-selfie
ria dengan alasan ingin mengunggahnya sehingga jadi semisal seleb, maka kita
masuk dalam perangkap riya, bila kita
berfoto selfie, lalu dengannya kita membanding-bandingkan dengan orang lainnya,
merasa lebih baik dari yang lain karenanya, merasa lebih hebat karenanya,
jatuhlah kita pada hal yang paling buruk yaitu takabur, Salah satu bukti Selfie bisa
menimbulkan ‘ujub adalah munculnya penyakit depresi Facebook (Facebook
despression), yaitu penyakit kejiwaan yang membuat seseorang merasa diabaikan
setelah menulis status atau mengunggah foto karena tidak ada “like” dan atau
“komentar” dari siapa pun.
Ketiganya mematikan hati, membakar habis amal, dan membuatnya layu
bahkan sebelum ia mekar memang ini bahasan niat, dan tiada yang mengetahuinya
kecuali hati sendiri dan Allah. Dan karena hal- hal tersebut, selfi memiliki
dampak buruk bagi pembentukan akidah seseorang di samping adanya selfi juga
memiliki dampak yang baik yaitu untuk menyimpan moment indah bersama keluarga,
kerabat serta teman- teman. Ketika tujuan selfie mengarah
kepada hal- hal yang dilarang dalam islam, selfie tidak memiliki hal positif
yang ada hanyalah sekedar riya, ujub, serta takabur. Namun, apabila selfie
tersebut tujuannya hanya untuk sekedar menyimpan memori bersama keluarga,
kerabat, serta teman dekat, selfie sangat diperlukan diperbolehkan.
EmoticonEmoticon