PERPECAHAN DIKALANGAN UMAT ISLAM



NAMA : M. QUSYAIRI
 
Perpecahan dalam tubuh umat Islam sudah mulai terjadi beberapa waktu setelah Rasulullah wafat, dimulai dengan terjadinya perang jamal antara pengikut Ali dan Siti Aisah istri Rasulullah, pembunuhan terhadap kalifah Umar bin Khatab, Ustman dan Ali. Perang Siifin antara Khalifah Ali bin Abi Thalib dan Umayyah Gubernur Damaskus yang memberontak terhadap Ali dan terus sampai sekarang. Didalam lingkungan pemeluk Islam terus terjadi saling hujat, serang, bunuh demi mempertahankan atau memaksakan pendapat dan keyakinnya pada kelompok atau orang lain.
Kenapa semua ini terjadi, padahal kalau kita kembali kepada Al-Qur’an sungguh ajarannya sangat menyejukan hati dan memberi kedamaian, jauh dari kekerasan dan paksaan. Kurang legowonya sebagian umat Islam menerima perbedaan pendapat dan keyakinan, menyebabkan mereka jadi beringas dan mudah diprovokasi oleh pihak lain yang menginginkan perpecahan dikalangan umat Islam. Perpecahan Hanya menyebabkan umat Islam menjadi lemah, tidak mampu bersaing ditengah kehidupan dunia yang semakin maju dan modern.
Mari kita lihat sejarah bagaimana permusuhan ini terjadi. Suni dan Syiah. Saat ini, sekitar 90 persen umat Muslim di dunia adalah penganut aliran Suni termasuk Indonesia di dalamnya. Sepuluh persen sisanya adalah umat Muslim aliran Syiah yang terpusat di Iran. Beberapa negara di era modern lain yang memiliki mayoritas umat Muslim Syiah adalah Irak, Bahrain dan Azerbaijan. Sementara negara-negara seperti Arab Saudi, Pakistan, dan Lebanon memiliki kaum Syiah sebagai golongan minoritas. Mengapa ada Islam aliran Suni dan Syiah?
Saya hanya akan menjelaskan dua perbedaan yaitu cara ibadah dan mesjid yang mereka gunakan karena dua elemen ini adalah yang paling mencolok untuk menggambarkan perbedaan Muslim Suni dan Syiah di seluruh dunia.


1. Cara Ibadah
§  Umat Suni melakukan ibadah sholat dengan satu tangan diletakkan diatas tangan yang lainnya di atas perut. Sementara penganut Syiah meletakkan kedua lengan lurus kebawah. Selama sholat umat Suni dan Syiah membungkuk dan sujud dan menyentuhkan kepala mereka ke tanah. Penganut Syiah yang taat menyentuh sebuah lempengan kecil terbuat dari tanah liat yang dibuat di kota suci Najaf.
§  Setiap umat Islam diwajibkan untuk melaksanakan sholat lima waktu dimana Suni memiliki lima waktu terpisah untuk melaksanakan ibadah tersebut sementara umat Islam Syiah memiliki pilihan untuk melakukannya tiga kali namun dengan men¬double dua sholat mereka pada waktu sholat pilihan mereka. Jadi misalnya Anda seorang Muslim Syiah dan hari ini Anda ingin Sholat tiga waktu saja serta Anda sudah memilih untuk sholat pada waktu ashar, maghrib, dan Isya maka Anda harus sholat dua kali pada dua waktu sholat dari tiga waktu sholat yang Anda akan lakukan.
§  Dalam melakukan adzan mesjid-mesjid Suni menyebut nama Allah dan Nabi Muhammad. Sementara mesjid-mesjid Syiah menambahkan nama Ali di dalam adzan mereka. Adzan dari mesjid Syiah dilakukan beberapa menit setelah adzan dari mesjid Suni.
§  Muslim Suni dan Syiah tidak pernah memiliki hari raya idul fitri pada hari yang sama.
§  Perayaan hari kematian Ali yang disebut Ashura selalu dianggap sebagai perayaan yang tidak pantas oleh kalangan Suni
2. Mesjid
§  Mesjid-mesjid Suni hampir selalu memiliki kubah dan terkadang juga memiliki menara yang tinggi. Sementara mesjid-mesjid Syiah atau tempat ibadah yang dinamakan Husseiniyas (gabungan antara fungsi mesjid dan pusat komunitas) tidak harus memiliki kubah. Tempat-tempat ibadah umat Islam Syiah dilengkapi dengan bendera berwarna hitam dan hijau serta ruangan di dalamnya diisi dengan gambar-gambar Ali dan terkadang Hussein. Di saat yang bersamaan mesjid-mesjid umat Islam Suni cenderung memiliki warna yang kalem dan pemajangan gambar-gambar tokoh manusia dianggap sebagai tindakan yang kurang pantas.
§  Para pemuka Islam Syiah biasanya memakai baju kebesaran yang lebih bervariasi dalam segi warna dan desain (biasanya menggunakan penutup kepala berwarna putih, hitam, atau hijau) sementara pemuka Islam Suni hanya memakai penutup kepala berwarna putih.
Islam Adalah Agama Yang Anti Damai?
Pertanyaannya sekarang adalah, “Apakah perbedaan-perbedaan itu dapat dijadikan sebagai dasar untuk timbulnya rasa benci dan permusuhan?” “Apakah benar Islam adalah agama yang mencintai damai ataukah Islam merupakan Agama yang menyebarkan kebencian dan amarah yang meledak-ledak?”
Bagi kalangan anti Islam seperti Aryan Hirsi Ali, kondisi yang terjadi di Irak saat ini atau kondisi di berbagai negara Islam dimana perempuan adalah manusia kelas dua bukanlah akibat rendahnya tingkat kesejahteraan dan pendidikan. Bagi mereka jawabannya terletak pada ajaran Islam itu sendiri. Mereka percaya bahwa memang ada yang salah dari ajaran Islam dan ajaran tersebut lah yang melakukan penindasan semena-mena terhadap berjuta-juta umat manusia di dunia.
Apakah bahasa arab adalah bahasa Tuhan? Kalau Anda menjawab tidak, lalu mengapa bahasa Arab (bukan isi Al Quran) dipandang begitu indah dan sakral? Mengapa anak-anak di sekolah dasar selalu diajarkan untuk berdoa dalam bahasa Arab sebelum mereka makan atau tidur? Apakah Tuhan adalah orang Arab? Keterkaitan agama dengan elemen-elemen lain di dunia seperti inilah yang sering kali digunakan oleh para pemimpin Islam yang tidak bertanggung jawab untuk mempengaruhi umat Muslim.



Apabila Aryan Hirsi Ali dan para pendukung anti Islam percaya bahwa ajaran Islam adalah ajaran yang salah maka saya setuju apabila kesejahteraan merupakan alasan paling rasional untuk menjawab pertanyaan mengapa begitu banyak umat Muslim yang menjalankan kehidupan mereka dengan penuh kekerasan dan kemunafikan.
Kenyataan bahwa begitu banyak negara Islam yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan suatu contoh nyata mengapa begitu banyak kalangan yang merepresentasikan ajaran Islam secara salah. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa agama merupakan salah satu unsur dalam kehidupan manusia yang dipengaruhi dan mempengaruhi unsur-unsur lainnya, maka perut yang lapar akan mempengaruhi seseorang dalam memandang agamanya. Begitu pula otak yang bodoh akan dengan mudah dihasut dan diperbudak oleh kepentingan-kepentingan dari golongan tertentu.
Sementara negara-negara Islam di Timur Tengah dan kawasan Persia bisa dibilang sama saja. Mereka bodoh namun mereka begitu beruntung karena Tuhan memberikan kandungan minyak bumi yang berlimpah. Mereka bisa hidup dalam kehidupan yang begitu nyaman dan bisa dibilang sejahtera. Tapi mereka tetap saja bodoh. Hampir semua negara Islam di negara Arab dikuasai oleh pemerintah-pemerintah yang otoriter.
begitu juga dengan kondisi Islam saat ini. Fakta sejarah membuktikan dunia Islam pernah berjaya pada tahun 711 hingga 1492 dengan menguasai sebuah kawasan yang begitu luas dari Spanyol hingga Portugal. Dahulu para ahli dan pemikir Islam begitu hebat dan terkenal dalam membentuk sebuah peradaban manusia. Mungkin saja kemunduran Islam pada abad ke-21 ini merupakan suatu hukum alam yang memang harus dialami oleh setiap umatnya. Pertanyaannya sekarang adalah, Allah telah menjadikan bumi ini sebagai tempat tinggal bagi manusia dari bermacam suku bangsa, kelompok, agama dan keyakinan, semua punya hak hidup yang sama. Bahkan Iblis yang dilaknat Allahpun masih diberi waktu untuk tetap hidup sampai hari kiamat, untuk menjalankan misinya dalam rangka menyesatkan manusia menuju neraka jahannam. Setiap orang bebas memilih agama dan keyakinannya masing masing dengan resiko ditanggung sendiri. Setiap orang bebas memilih untuk menjadi orang yang saleh atau durjana, masuk syurga atau neraka, mau jadi atheis atau memeluk salah satu agama didunia ini. Setiap pilihan tentu memiliki konsekwensi sendiri sendiri, setiap orang bertanggung jawab atas pilihannya dan siap menerima semua resiko dari pilihannya. Tidak ada paksaan untuk memilih salah satu dari pilihan yang ada dibumi ini.
Berikut ini saya sampaikan beberapa ayat Qur’an yang menyejukan hati tentang perbedaan pendapat dan keyakinan, kalau kita mematuhinya niscaya tidak adalagi kekerasan diantara Sesama pemeluk Islam atau dengan pengikut agama lain:
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Al Baqarah 256)
Hidayah dan petunjuk adalah sepenuhnya kewenangan Allah, kewajiban kita hanyalah menyampaikan kebenaran Islam, bukan memaksa orang lain untuk mempunyai keyakinan dan pendapat yang sama dengan kita. Kalau kita legowo untuk menerima perbedaan pendapat dan keyakinan seperti yang disampaikan dalam ayat Qur’an diatas niscaya tidak ada perselisihan diantara kita baik dengan sesama umat Islam maupun dengan orang yang berbeda keyakinan.
Setiap orang bertanggung jawab atas pendapat dan pilihannya, ia tidak akan dimintai pertanggungan jawab atas keyakinan dan pendapat orang lain yang berbeda dengan dirinya. Ia hanya dituntut terhadap pendapat dan keyakinannya sendiri sebagaimana firman Allah dalam surat al Israak ayat 36 dan Alm An aam 69 :
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (Al Israak 36)
Dan tidak ada pertanggungjawaban sedikit pun atas orang-orang yang bertakwa terhadap dosa mereka; akan tetapi (kewajiban mereka ialah) mengingatkan agar mereka bertakwa.(Al An Aam 69)
Perpecahan dan saling hujat diantara umat Islam sendiri muncul karena mereka lebih mengutamakan pendapat, guru, ulama atau pimpinannya daripada al-Qur’an. Diantara mereka ada yang merasa berdosa jika orang tidak sepaham dan tidak mau mengikuti pendapat mereka. Mereka ingin agar orang lain sama dan sependapat dengan mereka. Dengan mengatas namakan islam dan kebenaran, mereka menghakimi dan memaksakan pendapatnya kepada orang lain. Mereka tidak segan segan untuk membunuh atau menyerang orang lain yang tidak sepaham dengan mereka. Mereka merasa sebagai polisi dan tentara Tuhan, yang berjihad untuk membela Allah. Padahal Qur’an tidak menganjurkan tindakan yang seperti itu. Ajaran Islam tidak disampaikan dengan paksaan, ancaman ataupun teror. Islam disampaikan dengan damai, cinta kasih, saling menghormati dengan sesama.
Kalau kita ikuti perkembangan di dunia maya (internet) perpecahan dan perbedaan paham diantara sesama umat Islam dewasa ini terus semakin menjadi–jadi. Satu kelompok mengkafirkan dan menyesatkan kelompok yang lain. Satu kelompok merasa merekalah yang paling benar, kemudian menuding kelompok lainnya sebagai aliran sesat atau kafir. Nau’dzubillahi min dzalik. Bagi pemula yang ingin belajar tentang Islam, kondisi ini sangat membingungkan dan bikin pusing tujuh keliling, mana ajaran yang benar??. Masing masing mengkalim ajarannyalah yang benar dan yang lainnya sesat.
Perpecahan diantara berbagai kelompok dalam Islam seperti kelompok Salafi, Wahabi, Sunni, Syiah, Ahlus sunah waljamaah, Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Islam Liberal aliran tarekat dan banyak lagi membuat musuh Islam bersorak gembira. Sampai saat ini sebagian umat Islam masih sibuk membenahi, mengoreksi, dan memperbaiki keyakinan dan kepercayaan orang lain. Mereka lupa membenahi dan mengoreksi diri mereka sendiri. Padahal kelak dihari berbangkit mereka tidak akan ditanya tentang perbuataan, amalan dan keyakinan sifulan atau fulana, mereka hanya ditanya tentang keyakinan dan amalan mereka masing masing.
Umat Islam menjadi lemah karena meninggalkan Al-Qur’an. Berapa persenkah diantara umat Islam yang sungguh-sungguh membaca, mempelajari dan mentadabburi Qur’an setiap hari??. Sedikit sekali umat Islam yang rutin membaca Qur’an dan mempelajarinya setiap hari. Sebagian besar umat islam lebih asyik membaca koran, majalah, melihat hiburan televisi, dan lain sebagainya. Qur’an hanya dijadikan hiasan dan pajangan dilemari buku, jarang disentuh atau dibaca. Jujur saja kalau kita mau membaca dan berusaha memahami Qur’an semua masalah kehidupan kita sehari hari ada jawabannya dalam Qur’an.
Mari kita kembali kepada al-Qur’an, jadikan Qur’an sebagai pedoman hidup, sikap hidup, sumber rujukan dalam mengatasi berbagai masalah. Jika umat Islam berpegang pada Qur’an yang satu niscaya tidak ada perpecahan diantara sesama Islam. Jadikan Qur’an diatas segala kitab dan pendapat. Mudah-mudahan generasi Islam mendatang bisa berpegang teguh pada Qur’an, bukan pada pendapat para guru, pemimpin atau ulama ussu’ yang banyak menimbulkan perpecahan diantara sesama umat Islam.
Previous
Next Post »

EmoticonEmoticon

:)
:(
=(
^_^
:D
=D
=)D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p
:ng