NAMA : ALDINA
TEMPO.CO,
Yerussalem - Kebakaran besar yang melanda Israel turut
memanaskan jagat dunia maya. Tanda pagar (tagar) #Israelisburning menjadi trending
topic di kawasan Arab, Kamis pagi, 24 November 2016. Umumnya, pengguna hashtag
ini merayakan bencana yang menimpa Israel. "Sangat bahagia melihat negara
teroris Israel terbakar," cuit @feras_shaat.
"Lihatlah murka Tuhan. Berharap melihat api menyebar ke Tel Aviv. Senang melihat Israel terbakar," tulis @maurish24. Serangan hashtag ini mendapatkan balasan dari para penduduk dan masyarakat yang pro-Israel. Salah satu balasan cuit datang dari Ofir Gendelman.
Juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk media-media Arab ini menyebut orang-orang yang senang melihat Israel terbakar sebagai kebencian fanatik yang hina. "Arab & Palestina di media sosial bersukacita atas kebakaran hutan yang telah meletus di seluruh Israel. kebencian fanatik tercela. #Israelisburning," katanya.
Tidak hanya itu, beberapa akun mengaitkan kebakaran di Israel akibat ulah pemerintah yang melarang masjid menggunakan pengeras suara untuk azan. Mereka menyebut kebakaran ini sebagai bentuk balasan bagi musuh-musuh Islam.
Salah status tweet yang paling banyak di-retweet dan disukai datang dari seorang imam terkemuka di Kuwait yang memiliki sebelas juta pengikut. Ia mengunggah foto-foto kebakaran di Israel disertai keterangan. "Semua yang terbaik untuk kebakaran," cuitnya ditambah dengan emoticon senyum.
Para pendukung Israel pun membela diri dan menyindir mereka yang bersukaria di atas kejadian ini. "Untuk semua orang Arab yang merayakan #Israelisburning: kebakaran ini akan segera berakhir, namun #Israel akan mengingat kebencian yang membakar di dalam diri kamu!" tulis @zlando.
Kebakaran hutan melanda sejumlah wilayah di Israel sejak Selasa hingga Kamis. Pemerintah menduga kebakaran ini disengaja. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, upaya pembakaran hutan dan segala hasutan untuk membakar adalah aksi teror. "Siapa pun yang mencoba membakar bagian dari Negara Israel akan dihukum berat," katanya
"Lihatlah murka Tuhan. Berharap melihat api menyebar ke Tel Aviv. Senang melihat Israel terbakar," tulis @maurish24. Serangan hashtag ini mendapatkan balasan dari para penduduk dan masyarakat yang pro-Israel. Salah satu balasan cuit datang dari Ofir Gendelman.
Juru bicara Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk media-media Arab ini menyebut orang-orang yang senang melihat Israel terbakar sebagai kebencian fanatik yang hina. "Arab & Palestina di media sosial bersukacita atas kebakaran hutan yang telah meletus di seluruh Israel. kebencian fanatik tercela. #Israelisburning," katanya.
Tidak hanya itu, beberapa akun mengaitkan kebakaran di Israel akibat ulah pemerintah yang melarang masjid menggunakan pengeras suara untuk azan. Mereka menyebut kebakaran ini sebagai bentuk balasan bagi musuh-musuh Islam.
Salah status tweet yang paling banyak di-retweet dan disukai datang dari seorang imam terkemuka di Kuwait yang memiliki sebelas juta pengikut. Ia mengunggah foto-foto kebakaran di Israel disertai keterangan. "Semua yang terbaik untuk kebakaran," cuitnya ditambah dengan emoticon senyum.
Para pendukung Israel pun membela diri dan menyindir mereka yang bersukaria di atas kejadian ini. "Untuk semua orang Arab yang merayakan #Israelisburning: kebakaran ini akan segera berakhir, namun #Israel akan mengingat kebencian yang membakar di dalam diri kamu!" tulis @zlando.
Kebakaran hutan melanda sejumlah wilayah di Israel sejak Selasa hingga Kamis. Pemerintah menduga kebakaran ini disengaja. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan, upaya pembakaran hutan dan segala hasutan untuk membakar adalah aksi teror. "Siapa pun yang mencoba membakar bagian dari Negara Israel akan dihukum berat," katanya
Kebakaran
yang melanda Israel selama lima hari dan menyebabkan puluhan ribu orang
mengungsi berhasil diatasi dengan bantuan sejumlah pihak internasional termasuk
Palestina.
Tidak ada laporan korban jiwa namun
lebih dari 100 orang dirawat, sebagian besar akibat hirupan asap kebakaran.
Palestina mengerahkan sebanyak 41
petugas pemadam kebakaran Palestina dan delapan truk dikerahkan dari Tepi Barat
akhir pekan lalu dalam membantu memadamkan kebakaran di Haifa dan kawasan
Jerusalem. Mereka kembali ke Tepi Barat pada Sabtu (26/11) malam.
- Media Israel sebut kemungkinan 'intifadah kebakaran'
- Adakah faktor 'teror' dalam kebakaran lahan di Israel yang paksa 80 ribu warga mengungsi?
- PM Israel ingin volume suara azan di masjid dibatasi
Menurut petugas pemadam kebakaran
Israel, Yoram Levy terdapat sekitar 2000 titik api di Israel dan Tepi Barat, 20
di antaranya besar.
"Tidak ada lagi titik api yang
menyala. Cukup tenang sejak Sabtu," kata Levy kepada kantor berita AFP.
Pihak Pertahanan Militer yang
berbasis di Ramallah, Palestina, mengatakan mereka telah menangani 143 titik
api yang telah membakar tanaman pertanian dan pepohonan, tapi tak ada korban
cedera.
Ketua tim tersebut, Abdulatif Abu
Amshah, mengatakan, "Tujuan para pemadam kebakaran adalah untuk memadamkan
api. Tidak perlu memandang agama atau hal-hal lain.".
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu
menelepon Presiden Palestina, Mahmud Abbas, pada hari Sabtu (27/11) untuk
mengucapkan rasa terima kasih atas bantuan yang dikerahkan.
Beberapa negara lainnya yang terdiri
dari Amerika Serikat, Siprus, Rusia, Italia, Kroasia, dan Yunani juga
mengirimkan bantuan dan perlengkapan guna membantu menangani kebakaran.
Image caption Seorang pemadam
kebakaran Israel memadamkan api yang terjadi di Haifa, Israel utara.
Pihak berwenang Israel mencurigai
beberapa titik api disulut dengan sengaja dan terkait dengan konflik
Israel-Palestina.
Sejumlah 24 terduga pelaku pembakaran
masih diamankan, 18 orang di antaranya adalah orang Israel-Arab di mana dua
orang telah mengakui perbuatan menyulut api.
Kebakaran tersebut adalah yang
paling buruk terjadi sejak tahun 2010, ketika 44 orang tewas dalam kebakaran di
Pegunungan Carmel, sebelah selatan Haifa
Sejarah
awal mula adzanShabat muslimah ketika mendengar adzan pasti hati ini merasakan kedamaian dan indahnya seruan Allah. Karena kita diseru untuk melakukan shalat. Dan tahukah sahabat muslimah orang yang adzan di masjid itu punya banyak keutamaan dari Allah. Tapi yang pasti mereka yang adzan di masjid itu juga merupakan orang-orang shaleh, bayangkan menyeru shalat kepada banyak orang.
Orang yang shalat berjamaah di masjid aja sudah sangat keren amalnya apalagi orang yang menjadi muadzin, subhanallah deh pokoknya.
Sahabat muslimah sudah tahu sejarah awal mula adzan? Kalau belum yuk simak ceritanya, sangat menarik lho ^_^
Dahulu ketika umat islam jumlahnya sudah banyak, menjadi sesuatu yang agak sulit ketika hendak mengumpulkannya untuk shalat berjamaah, maka perlu dicari sebuah solusi agar bisa memanggil orang-orang islam untuk berjamaah shalat. Maka pada waktu itu nabi bermusyawarah dengan para shabatnya. Ketika bermusyawarah ada beberapa pendapat ada yang mengatakan dengan mengibarkan bendera, menyalakan api, dan ada juga yang menggunakan seruan. Maka nabipun menyetujuinya, ketika itu nabi bersabda kepada Bilal
”Ya Bilaal, qum fanaadi bishshalah.”
”Hai Bilal, bangunlah, maka panggilah dengan Ash-Shalah!”
Oleh sebab tiba waktu shalat, sahabat Bilal berseru-seru :
”Ash-Shalatu Jaamiah! Ash-Salatu Jaamiah!”
”Shalat bersama-sama! Shalat bersama-sama!”
Kemudian pada suatu malam sahabat ‘Abdullah bin Zaid di antara tidur dan jaga, tiba-tiba terlihatlah olehnya ada seorang laki-laki memakai dua pakaian yang serba hijau sambil berkeliling di kanan kirinya dan tangannya membawa sebuah genta. Sahabat ‘Abdullah bertanya kepada orang itu :
”Hai hamba ALLAH ! Apakah engkau hendak menjual genta itu ?”
Orang itu menyahut : ”Apakah yang akan kau perbuat dengannya ?”
Sahabat ‘Abdullah menjawab : ”Akan kaami pergunakan untuk memanggil shalat.”Orang itu berkata : ”Maukah engkau saya perlihatkan kepada yang lebih baik dari pada itu?”Sahabat ‘Abdullah menjawab : ”Baiklah. Coba tunjukkan!”Orang itu berkata : ”Berserulah engkau dengan ucapan :”Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar.
Asyhadu alla-ilaha illallah, Asyhadu alla-illaha illallah.
Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah. Hayya ‘alash-shalah Hayya ‘alash-shalah, Hayya ‘alal-falah Hayya ‘alal-falah. Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilaha illallah.”
Kemudian orang itu mengundurkan diri ke tempat yang tidak seberapa jauh dari tempat semula, lalu ia berkata kepada ‘Abdullah bin Zaid : Bila engkau hendak berdiri shalat, maka ucapkanlah :”Allahu Akbar Allahu Akbar. Asyhadu alla-ilaha illallah. Asyhadu anna Muhammadar-rasulullah. Hayya ‘alash-shalah. Hayya ‘alal-falah. Qad qamatish-shalah Qad qamatish-shalah. Allahu Akbar Allahu Akbar. La ilaha illallah.”
Keesokkan harinya sahabat ‘Abdullah bin Zaid menghadap kepada Nabi Muhmmad s.a.w. dan mengabarkan kepada beliau tentang mimpinya itu. Setelah Nabi Muhammad s.a.w. mendengar segala apa yang di katakan oleh ‘Abdullah bin Zaid kepada beliau, beliaupun bersabda :
”Inna hadzihi ru’ya haq.”
”Bahwasanya mimpi itu benar, Insya ALLAH.”
”Faqum ma’a bilal, fainnahu anda wa amaddu shatan minka falqi ‘alaihi maqila laka walyunan di bidzalik.”
”Maka berdirilah (pergilah) engkau kepada Bilal, keran Bilal itu suaranya lebih tinggi dan lebih panjang, lalu ajarlah Bilal akan segala apa yang telah di ucapka orang itu kepadamu; dan hendaklah Bilal memanggil orang bershalat dengan sedemikian itu!”
Sahabat ‘Abdullah lalu mendapatkan sahabat Bilal dan mengajarkannya kepada Bilal adzan dan iqamat tersebut.
Kemudian setelah datang waktu shalat, sahabat Bilal memanggil orang bershalat dengan mengucapkan adzan dan qamat tersebut. Mendengar suara adzan sahabat Bilal itu, ‘Umat bin Kaththab r.a. Datang dengan sangat tegopoh-gopoh sambil menguraikan kainnya mendapatkan Nabi Muhammad s.a.w. lalu berkata :
”Ya Rasulullah walladzi ba’atsaka bilhaq, laqad ra aitu mitslal-ladzi qala.”
”Ya Rasulullah demi Dzat yang telah mengutus engkau dengan benar, sungguh semalam saya telah bermimpi sebagaimana yang di ucapkan Bilal.”
Nabi bersabda :
”Falillahil-hamdu fadzalika atsbat.”
”Maka semua puji bagi ALLAH, maka yang sedemikian itulah yang lebih tetap.”
Demikianlah singkatnya riwayat asal mula adzan dan qamat di dalam Islam, yang hingga kini masih dikerjakan oleh seluruh umat Islam di seluruh dunia.
Kemudian diriwayatkan dalam kitab tarikh dan kitab hadits bahwa setelah berlaku tiap-tiap waktu shalat sahabat Bilal berdiri mengucapkan adzan dan qamat beberapa hari kemudian pada adzan di waktu subuh sahabat Bilal menambahkan pada adzan itu ucapan :
”Ashalatu khairu minan-naum ashalatu khairu minan-naum.”
Mendengar ucapan Bilal itu Nabi Muhammad lalu menetapkan kebaikkannya. Tetapi beliau tidak memperkenankan ucapan itu di ucapkan tiap-tiap adzan di waktu shalat yang selain shalat subuh. Hal inipun hingga kini masih tetap di kerjakan oleh kaum Muslim seumumnya.
Begitulah sejarah awal mula adzan
manfaat atau keutamaan adzan khususnya bagi muadzin
1 Allah mengampuni dosa muadzin
Rasulullah SAW bersabda bersabda :
Rabb kalian merasa bangga terhadap seseorang pengembala kambing disebuah puncak bukit yang mengumandangkan adzan shalat dan mengerjakan adzan. Maka Allah yang Maha perkasa lagi Maha mulia berfirman : ” Lihatlah hamba-Ku itu, dia mengumandangkan adzan dan iqomah karena merasa takut kepada-Ku. Sesungguhnya aku telah mengampuni hamba-Ku itu dan memasukannya ke surga.” ( Hadist Shohih Riwayat Abu Daud )
2 Seorang muadzin di doakan oleh nabi Muhammad
“Imam itu bertanggung jawab. Sementara muadzin menjadi kepercayaan umat manusia.Ya Allah, berilah petunjuk kepada para imam dan berilah ampunan kepada para muadzin.( Hadits Shohih Riwayat Abu Dawud, Turmudzi, dan Ibnu Khuzaimah)
3 Mendapat pahala yang besar
“Kalau saja umat manusia mengetahui pahala yang terkandung pada adzan dan barisan pertama, kemudian mereka tidak mendapatkannya, kecuali dengan cara mengundi, pasti mereka akan mengadakan undian. Sekiranya mereka mengetahui pahala yang terdapat pada kesegeraan berangkat shalat , pasti mereka akan berlomba- lomba mendatanginya. Dan sekiranya mereka, mengetahui pahala sholat isya’ dan shubuh, pasti mereka akan mendatanginya (ke masjid) meski dengan cara merangkak. (HR Bukhari dan Muslim)
4 Diampuni dosa-dosanya
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat atas barisan terdepan , dan Muadzin diberi ampunan sejauh suaranya serta dibenarkan oleh orang yang mendengarkannya, baik yang masih basah maupun yang sudah kering. Dan baginya pahala seperti pahala orang yang mengerjakan shalat dengannya.” ( Hadits Shohih Riwayat Nasa’I dan Ahmad)
5 Adzan membuat setan lari
” Jika sholat sudah diserukan, maka setan berbalik membelakanginya sambil mengeluarkan suara kentut yang keras sehingga adzan tidak terdengar. Dan jika seruan adzan selesai, dia kembali berbalik lagi sehinga jika jika seruan sholat (Iqomah) kembali dikumandangkan, dia membelakangi lagi sehingga jika iqomah selesai dikumandangkan, dia berbalik lagi sehingga dia muncul diantara seseorang dengan dirinya. Dia berkata kepadanya, ‘ ingatlah begini,, ingatlah begitu terhadap sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya sehingga dia tidak mengetahui berapa rakaat dia telah mengerjakan shalat. ( HR Bukhari dan Muslim )
Mengadzani bayi yang baru lahir merupakan perbuatan yang diperselihkan para ulama, diantara mereka ada yang membolehkan berdasarkan hadits-hadits dibawah ini:
Telah datang dari jalan ‘Ashim bin Ubaidillah dari Ubaidillah bin Abi Rafi’ dari ayahnya berkata: (aku melihat Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengadzani ditelinga Hasan bin ‘Ali ketika Fathimah melahirkannya) [Hadits dikeluarkan Tirmidzi, Abu Dawud dan Ahmad]
Abu Isa (Turmudzi) berkata: “ ini hadits hasan shahih “
Namun ini perlu diteliti, karena riwayat ini hanya dari jalannya ‘Ashim dari Ubaidillah dan kebanyakan para ulama melemahkannya.
Ibnu Uyainah berkata: “dahulu para masyayikh berhati-hati dari haditsnya ‘Ashim bin Ubaidillah”.
‘Ali bin Madini berkata: “aku mendengar Abdur Rahman bin Mahdi sangat mengingkari haditsnya ‘Ashim bin Ubaidillah”.
Abu Hatim berkata: “dia adalah mungkar haditsnya, serta penuh pergolakan, tidak memiliki hadits yang dijadikan sandaran”.
An-Nasaie berkata: kami tidak mengetahui bahwa Malik meriwayatkan dari seseorang yang terkenal lemah kecuali dari ‘Ashim bin Ubaidillah sebab beliau meriwayatkan satu hadits darinya”.
Dan begitu juga dikeluarkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman dari haditsnya Hasan bin Ali dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: (barang siapa yang dikaruniai anak lalu mengadzaninya ditelinga kanannya dan mengqamatinya ditelinga kirinya, maka jin perempuan tidak akan mengganggunya).
Demikian pula dikeluarkan dari haditsnya Abu Sa’id dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma: (bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam mengadzani ditelinga Hasan bin Ali dihari kelahirannya dan mengqamati ditelinga kirinya).
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “pada sanad keduanya lemah”[ Tuhfatul Wadud Fii Ahkaamil Maulud hal: 21].
Demikian pula diriwayatkan dalam Musnad Abi Ya’laa Al Maushili dari Husain dengan sanad marfu’.
Al Manawi berkata dalam “Syarah Jami’ Shaghir”: sanadnya lemah.
Diriwayatkan dari Umar bin Abdul Aziz bahwa beliau: “dahulu mengadzani ditelinga kanan, dan qamat ditelinga kiri apabila dikaruniai anak”.
Al Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam “ Talkhishul Habir”: saya tidak melihatnya secara musnad darinya, dan Ibnu Mundzir telah menyebutkan darinya, dan telah diriwayatkan darinya secara marfu’, Ibnu Sunni telah mengeluarkannya dari haditsnya Husain bin Ali dengan lafadz: (barang siapa yang dikaruniai anak lalu mengadzaninya ditelinga kanannya, dan mengkamatinya ditelinga kirinya tidak akan diganggu oleh Ummu Shibyan) yaitu: jin wanita yang mengikutinya.[4/273].
Al Hafidz Abul ‘Alaa Al Mubarakfuri rahimahullah berkata: “perkataannya: amal sesuai dengannya” yakni: sesuai dengan hadits Abu Rafi’ mengenai adzan ditelinga anak yang baru dilahirkan. Jika anda katakan: bagaimana amal sesuai dengannya padahal haditsnya lemah, karena dalam sanadnya: ada ’Ashim bin Ubaidillah sebagaimana anda tahu ? saya katakana: benar dia lemah, akan tetapi dia menjadi kuat dengan haditsnya Husain bin Ali radhiallahu anhuma yang diriwayatkan Abu Ya’laa Al Maushili dan Ibnu Sunni “. [Tuhfatul Ahwadzi: 5/91].
Maka menurut perkataan Al Mubarakfuri menjadi jelas bahwa haditsnya menjadi kuat, oleh karena itu kami tidak mahu meninggalkan amal tersebut karena ada hikmah yang besar dibalik itu.
Imam Ibnu Qayyim rahimahullah berkata: “dan rahasia mengadzani bayi, Wallahu A’lam: yaitu supaya yang didengarkan manusia pertama kali adalah ucapan yang mengandung kebesaran Rabb dan keagunganNya serta syahadat yang pertama kali memasukkanya kedalam islam, jadi ibarat mentalqinkannya tentang syiar islam ketika memasuki dunia, sebagaimana dia ditalqin ketika keluar dari dunia, dikarenakan juga sampainya pengaruh adzan kedalam hatinya tidak dan kesan adzan pada dirinya tidak dipungkiri, meskipun dirasakan ada faedah lain dalam hal itu, yaitu larinya setan dari kalimat adzan, dimana setan senantiasa menunggunya kelahirannya, lalu menyertainya karena takdir Allah dan kehendakNya, maka dengan itu setan yang menyertainya mendengar sesuatu yang melemahkannya dan membuatnya marah sejak pertama mengikutinya.
Dalam hal itu ada hikmah lain yaitu supaya seruan kepada Allah dan agama islam serta ibadahnya mendahului dakwahnya setan. Sebagaimana Allah telah Menciptakannya diatas fitrah tersebut untuk mendahului perubahan yang dilakukan setan kepadanya, serta hikmah-hikmah lainnya” [Tuhfatul Wadud Fii Ahkamil Maulud: 21-22].
Namun sebagian ulama seperti Syaikh Albani rahimahullah walaupun sebelumnya sempat menghasankan hadits diatas, namun karena beliau menemukan bahwa hadits yang menguatkannya tidak lebih kuat bahkan palsu, maka beliau menarik kembali pendapatnya dan melemahkan hadits mengadzani bayi tersebut.
HUBUNGAN AZAN DENGAN AKIDAH
Azan dan iqomat itu pada inti nya mengingatkan manusia tentang ikatan akidahnya. ajaran asli yang diajarkan oleh Rasulullah, diterima oleh para Sahabat dan dilestarikan oleh para Tabi’in dan pengikut setianya. Bid’ah, artinya ajaran palsu yang Rasulullah sama sekali tidak mengajarkannya, para Sahabat sama sekali tidak menerimanya dari Rasulullah, dan para Tabi’in serta pengikut setianya sama sekali tidak menjalankannya. Bid’ah Adzan yang dilakukan Madzhab Ja’fariyyah (Syi’ah). Dalam Adzan versi mereka, mereka menambahi kalimat “Asyahdu Anna ‘Aliyyan Waliyyullah” setelah Syahadatain. Adzan mereka ini jelas ajaran Palsu, karena ciri-ciri yang saya sebutkan di atas ada di dalam masalah adzan ini. Adzan mereka adalah Bid’ah. Dan penisbatan adzan ini ke dalam ajaran Islam adalah BATIL.
EmoticonEmoticon